Selasa, April 29, 2014

MISS JINJING BANGKOK NOW AVAILABLE

hai hai hai....

MISS JINJING BANGKOK NOW AVAILABLE

Pretty flirty and girly

for order

mj bangkok 160 rb transf ke bca.1191509558 / mandiri 1100004473911 amelia masniari. convo ke ameliamasniari@yahoo.co.id. ditunggu ya.

love

Miss Jinjing...

ditunggu pengumuman MISS JINJING BANGKOK GRAND PRIZE PHASE 2...

Sabtu, April 19, 2014

KEBUTUHAN INTIM PEREMPUAN

Perempuan itu sungguh mahluk yang sangat unik, cantik dan sangat spesial. Karena sangat spesial, makanya banyak yang ingin jadi perempuan… sementara , perempuan seutuhnya yang bahagia dan terpenuhi kebutuhannya lahir batin, pasti tidak pernah ingin jadi mahluk lain. Kalau boleh memilih kehidupan, seandainya reinkarnasi itu ada, pasti ingin jadi perempuan lagi.

Belum lama ini,

di apartment tempat tinggal saya ada supermarket kecil. saat saya sedang antri di depan kasir, berdiri seorang perempuan cantik yang sangat anggun dan sepertinya, dari penampilannya, wanita karir. Mula-mula sepertinya kasir tidak mendengar kata-kata yang keluar dengan halusnya dari ibu itu. Akhirnya baru ngeh , ternyata ibu itu menanyakan kondom. Kasir itu dengan lempengnya mengambilkan beberapa jenis kondom . Ibu itu kelihatan sekali tidak nyaman dengan inisiatif kasir. ‘’Udah-udah , saya ambil yang ini saja… ‘’ … ujar sang ibu. Ibu itu langsung bergegas pergi sambil membawa barang belanjaanya. Pemandangan ini mungkin buat banyak orang hal biasa. Tapi saya yakin buat sebagian besar perempuan , hal ini sepertinya sangat sensitif, apalagi jika mengingat budaya yang berlaku di Indonesia. Buat sebagian lagi, pasti merasa tidak ada yang salah di zaman modern seperti sekarang. Seorang perempuan sah-sah saja menjaga dan melindungi kesehatan reproduksinya, salah satunya, dengan cara membeli kondom.

Memang ada beberapa kebutuhan intim perempuan yang rasanya sangat sensitif untuk dibicarakan , jangankan di depan publik, bahkan di depan teman-temannya sendiri. Tahun lalu, saat saya di ‘’endorse’’ sebuah perusahaan slimming centre yang memang akhirnya berhasil mengurangi size baju saya… sesaat itu juga banyak perempuan langsung mendaftarkan diri ikut program yang tidak murah itu (Bayaran Bulanannya lebih mahal dari cicilan mobil ALPHARD terbaru setiap bulan , loh hehehe…) Saking niatnya, ada yang rela terbang seminggu tiga kali ke Jakarta selama berbulan-bulan dari ujung timur Indonesia hanya untuk mengecilkan size bajunya. Saat dia mendaftar, berulang kali dia wanti-wanti management dan saya, untuk merahasiakan keikutsertaannya dia di program tersebut. Saat dia berhasil , wah senangnya luar biasa… bukan hanya karena berhasil turun dari size 18 jadi size 12, tapi lebih karena kepuasannya membuat sahabat-sahabatnya mati penasaran.

Pembaca buku saya yang mengikuti saya dari awal saya menulis buku Miss Jinjing, pasti tidak lupa cerita demam sirup pinang dari Jambi yang hits itu… Yang sangat ampuh membasmi keputihan dan ‘’memperetkan’’ vagina yang sudah tidak lagi seperti masih gadis… Keampuhan sirup ini sudah sangat teruji, paling tidak saat itu, saya sudah mengujinya terlebih dahulu, hehehhee…

Sirup yang sangat eksotis dari pedalaman Tungkal di Jambi ini, jadi buruan paling hits saat itu. Perempuan cantik rela antri berbulan-bulan dan menunggu kedatangan saya dari Jambi. Saat itu saya masih tinggal di Jambi dan sesekali ke Jakarta untuk keperluan promosi buku Miss Jinjing. Setiap saya turun ke Jakarta, saya membawa ratusan botol sirup pinang dan sirup itu habis dalam hitungan tidak sampai sejam setelah saya mendarat di Jakarta. Perempuan-perempuan cantik ini membeli sirup ini dengan cara yang sangat ‘’halus’’ dan’’ invisible’’, bahkan beberapa tidak pernah menampakkan diri mengambil langsung botolnya.

Setelah mereka mencobanya… banyak yang dengan malu-malu melaporkan keberhasilannya.. dan pastinya dengan PS: JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA ya, Mbak… Ketika saya sudah tidak lagi tinggal di Jambi, sampai hari ini masih banyak banget yang menanyakan sirup pinang yang hits itu. Ternyata setelah empat tahun berlalu, masih banyak yang tidak bisa melupakan eksotisme dan keampuhan sirup pinang. Kalau saya ibu gubernur Jambi, pasti warisan nenek ini akan saya kembangkan secara modern. Sayangnya nasib saya, bukan jadi ibu gubernur Jambi , hehehehe…

Kalau anda pernah membaca kisah tongkat Madura yang heboh di buku Rumpi Sampai Pagi, Banyak yang menganggap tongkat Madura itu itu mitos. Saya baru mempercayainya setelah sahabat saya itu menjadi korban terlalu saktinya tongkat Madura. Meski katanya mitos, tapi tetap diburu di bawah tanah oleh perempuan-perempuan cantik yang selalu punya ketakutan tersendiri tidak bisa lagi menyenangkan dan memuaskan pasangannya. Saat hunting barang ginian, selalu deh bilang… ‘’Jangan bilang siapa-siapa ya ‘’. Semakin sering kalimat ini terucap, semakin semua orang tahu. Bahkan sepertinya se Indonesia raya rasanya tahu.

Saat operasi ‘’Vaginoplasty’’ lagi hits banget… ada loh ibu pejabat yang minta saya temani terbang ke Jakarta untuk menemui dokter bedah plastik terkenal. Berulang kali Ibu pejabat itu bilang , ‘’ aman kan dek  ?‘’ dan bolak – balik memastikan tidak ada seorangpun yang tahu hal ini, bahkan tidak ingin diketahui keberadaan ibu pejabat ini saat itu. Rasa sakit dan tarif dalam dollar dikalahkan tekad untuk mengembalikan cinta dan kasih sayang sang Bapak.

Sesampainya di klinik yang sangat ‘’private’’ , tidak banyak terlihat pasien di sana. Bak agen rahasia saya cari informasi... dokter kondang ini sudah penuh ‘’appointment’’ nya setahun ke depan.
Perasaan ‘’insecure’’ ternyata menghasilkan kebutuhan khusus yang harus dipenuhi dengan ‘’maximum security’’, hehehee... Harga buat kebutuhan-kebutuhan dengan maximum security, tidak murah dong.. tapi perempuan-perempuan cantik ini tidak terlalu peduli. Kepuasan diatas segalanya.

Belum lama ini, saya berkenalan dengan seorang nenek, sebut saya Ibu Ijah, umurnya 85 tahun. Diam-diam, nenek cantik yang penampakannya seperti usia 50 an, menyimpan harta karun terpendam. Dia menyimpan resep yang usianya sudah ratusan tahun, ada yang bisa membasmi keputihan, memperetkan vagina, menambah serunya kehidupan malam bersama pasangan ( ahhhh ) dan yang super ajib, resep yang katanya ampuh menyembuhkan kanker… terbuat dari kulit manggis, kulit sirsak dan puluhan jenis daun-daunan, batang-batangan dan akar-akaran.

Saking penasarannya, beberapa jenis langsung saya coba, dan hasilnya…. TARAAAAAAA… ohemjiiiii ( kedip-kedip – merem –melek )…. Dan sirup pinangpun tidak lagi jadi legenda…. Saking terpesonanya, langsung dong, resep nenek cantik ini jadi bahan rumpian dengan sahabat saya. Dalam hitungan tidak lebih dari 60 detik, geger lah se group. Waktu saya bikin jadi status… gempar lah se komunitas. Beberapa malah langsung inbox, apakah sudah menerima pemesanan dan menanyakan harganya. Sepertinya ketidaktersediaan sirup pinang akan segera ada substitusinya. Insting bisnis segera bekerja, kali-kalian sepertinya tidak butuh lagi kalkulator. Penemuan buku tua resep sang nenek jadi lebih berharga dari penemuan peti harta karun dalam sejarah.

Yang jadi trend sekarang dan bakal jadi trend beberapa tahun ke depan adalah terapi stemcells yang diambil dari sel sendiri dan dikembangbiakan di laboratorium khusus , lalu diinjeksi ke tubuh kita. Biaya terapi ini berkisar mulai dari USD 10.000 di korea , USD 20.000 di Jerman ( belum termasuk ongkos bolak-baliknya loh, karena laboratorium pengembangbiakan sel nya belum ada di Indonesia ). Untuk kesempurnaan dibutuhkan sampai 5x injeksi. Terapi yang katanya bisa ‘’rejuvenate’’ organ-organ dalam tubuh 20-30 tahun lebih muda dari usia biologis sebenarnya. Tapi bukan itu yang jadi perbincangan para ‘’the have’’ di Indonesia yang sudah banyak yang terbang khusus ke Seoul dan Zurich khusus untuk terapi ini.

Perbincangan paling hot saat ini : Terapi ini juga ampuh me ‘’rejuvenate’’ kehidupan seksual secara fantastis. Teman saya yang sudah mencoba, katanya seperti usia 18 tahun lagi…. ‘’Hot.. Hot… Hot… ‘’ kata dia sambil cengar-cengir. Dalam terapi ini, biasanya jika sudah menikah, selalu dianjurkan agar kedua-duanya diinjeksi bersamaan. Bisa kebayang dong, bahaya dampaknya jika yang satu tiba-tiba bak remaja yang lagi puber, yang satunya lagi sudah lembek-keras-lembek-keras…. Hehehhee…

Kebutuhan intim perempuan itu jelas ada. ‘’Segmented’’ dan ‘’Niche Market’’.  Harga dan tarif bukan masalah dan rasanya tidak ada tawar – menawar dalam bisnis ini, tapi jelas tidak bisa dipasarkan dan dipromosikan secara terbuka seperti menjual ‘’consumer goods’’ atau jasa yang lainnya. Semakin mahal dan semakin eksotis mitosnya, semakin diburu. Semakin sulit perburuannya, semakin heboh gosipnya di kalangan ‘’ the have’’, akan semakin banyak permintaanya.

Anda tertarik dengan bisnis ini ?

Love,

Miss Jinjing

Rabu, April 16, 2014

TULISAN YANG MEMBUAT AKU HARUS KUAT BERDIRI DENGAN KEPALA TEGAK

TULISAN YANG MEMBUAT AKU HARUS BERDIRI DENGAN KEPALA TEGAK


Mungkin benar ya... tulisan aku terlalu provokatif... tapi seperti saya bilang... PEREMPUAN DAN IBU BERHAK DAN WAJIB MELINDUNGI ANAK, SUAMI DAN KELUARGA dari virus - virus gaya hidup yang gak jelas ini.... dan kewajiban saya untuk MENGHIMBAU PEREMPUAN DAN IBU... karena saya PEREMPUAN dan IBU... 

belum selesai tuh congque2 ngebully gue... dah langsung kejadian kan.... korbannya anak kecil yang tak berdosa... dan bahkan pemerintah india sudah mengakui mereka sebagai gender ke 3.... 

sudah terbayar harga kerja keras ku menulis dan berdiri dengan kepala tegak... 

ini ni... tulisan yang kemarin habis2an dibully... 

TARGET MARKET BARU : GENDER KE 3 

Sejujurnya, saya bukan anti gay tapi juga tidak pernah menyetujuinya, malah saya suka jengkel sama mereka. Tuhan itu menciptakan segala sesuatunya untuk saling melengkapi dan saling membahagiakan dalam mengarungi kehidupan, eh bisa-bisanya mahluk yang satu ini, malah justru sibuk asik saling main pedang-pedangan, padahal kan mestinya nih, skenarionya yang dari Atas itu kan , dengan pedangnya mereka main perang-perangan sama kita. Sudah jumlah perempuan semakin hari semakin banyak, eh laki-lakinya malah sibuk dengan preferensi baru. Semakin tidak kebagian deh kita. Celakanya ni, yang tertular itu justru banyak yang terpelajar, ganteng dan punya karir yang bagus. Yang tersisa itu banyakan yang tidak bermutu, tidak bermodal ( modalnya hanya yang satu itu yang digandang-gadang ) dan penjahat kelamin pulak…. Ini curhat dari hati yang paling dalam loh...

Anyway, di sini saya tidak bermaksud membahas urusan saya yang sampai hari ini tidak kebagian, hehehee… bahasan hari ini , adalah perkembangan dunia ritel global yang mulai menerima target market baru, yaitu gender ke 3 tadi, GAY. Harus dibedakan Antara Gay sebagai preferensi seksual dan Gay sebagai gaya hidup. Saya malah melihatnya sekarang lebih kuat sebagai gaya hidup. 

Yang harus dipersalahkan, sekali lagi, adalah media televisi yang semakin hari semakin menonjolkan peran kaum ini, bahkan sering tanpa filter sama sekali. Akibatnya, banyak yang salah persepsi, banyak yang melihat ini sebagai gaya hidup yang baru yang lebih memudahkan mencari uang jika masuk ke kalangan ini, bahkan beberapa profesi seakan terlegitimasi menjadi milik kaum ini. Tanpa disadari akhirnya banyak orang yang normal pun jadi tertular preferensi ini setelah sebelumnya tertular gaya hidupnya terlebih dahulu.Hal yang sering terjadi, seorang ’’ public figure ‘’yang tadinya semua orang tahunya dia normal, dia straight, eh, sekarang malah bahasa tubuh nyajadi ‘’ngondek banget’’ dan penampilannya oh so gay banget. Akhir akhir ini dia sering terlihat ‘’gentayangan’’ sendirian di mal dengan mengenakan celana jeans warna peach dan blus warna kuning . Jelas laki-laki normal tidak akan berpenampilan seperti itu. Padahal dia masih beristri loh, dan juga seorang selebriti. Saya sering berpikir, bagaimana cara dia keluar rumah dengan penampilan seperti itu, sementara dia masih beristri. 

Karena semakin sering dan semakin kencang ekspose yang diberikan media terhadap kaum ini, bukan saja di Indonesia, tapi juga di banyak negara di dunia, membuat eksistensi kaum ini semakin kuat sehingga mereka semakin berani tampil mengakui eksistensi mereka. Eksistensi mereka ini yang memperlihatkan simbol simbol tertentu dan signature style tertentu untuk saling menandakan satu sama lain, kadang hanya kaum mereka yang tahu, dan banyak yang sudah menjadi rahasia umum. Banyak dari mereka malah yang terlihat usaha banget untuk memperlihatkan jati diri baru mereka , bahwa mereka bukan lagi pria dengan preferensi lawan jenis. Untuk itu mereka membutuhkan ‘’signature style’’ yang baru, ‘’baju baru’’. Kebutuhan mereka pun jadi lebih banyak dan lebih meriah dari kaum pria normal lainnya. Kaum ini juga dikenal lebih konsumtif dan lebih berani tampil dibanding pria normal. 

Prilaku dan gaya hidup seperti ini yang sepertinya mewabah, segera disikapi pelaku bisnis , pemilik brand-brand. Berbeda dengan di Thailand yang sudah menerima kaum ini sebagai gender ke 3 dalam kehidupan mereka sehari-hari, mungkin di Indonesia belum terlalu terlihat, walau di Jakarta sudah mulai terlihat butik butik internasional dan lokal yang memajang barang-barang yang dianggap menjadi simbol atau signature style mereka. 

Jika kita melintas di depan etalase sebuah butik, mungkin dahi kita sering mengernyit melihat model sepatu pria, tapi warnanya lebih merah dari lampu merah dipinggir jalan, berpaku-paku pulak dan ada heelsnya... jelas pria yang ‘’straight’’ bukan target marketnya. Atau anda melihat tas cowok yang bentuknya lebih mirip tote bag perempuan dari seorang perancang terkenal tapi ada gambar tengkoraknya, jelas itu bukan barang yang bisa dibelikan untuk pacar anda di hari valentine, karena itu signature style nya kaum gay... salah-salah, pacar anda bisa digoda kaum ini. 

Hari gini, jangan heran jika anda sama-sama kaum ini mencoba lipstick atau lipgloss terbaru digerai kosmetik kesayangan anda, andanya risih, merekanya mah biasa-biasa saja, lempeng-lempeng saja. Malah genitan mereka dari kita dan mereka lebih berani ‘’complain’’ dari kita. Jangan sedih juga jika anda duduk antri panjang di bangku yang sama di dokter kulit dengan kaum ini, dan mereka jauh lebih mulus dari kita, kadang sejujurnya kita bisa minder jika duduk bersebelahan dengan mereka. Pernah beberapa kali saya antri di bank, antrian yang panjang dan lama, eh mahluk ciptaan Tuhan yang satu ini, yang berdiri antri di depan saya, memakai tas Hermes yang saya tidak punya, memakai blus sutra warna kuning stabilo dengan bordir hitam , ikat pinggang hermes dan sepatu loubi, modelnya sih sepatu cowok, tapi warna nya itu loh, kuning stabilo ( dan saya tahu banget kalau itu brand Perancis yang mahal banget )... Rambutnya, rasanya gadis sunsilk pun kalah... 

Jangan ’’ pengsan’’ jika hari gini tiba-tiba anda melihat pria , yang jelas-jelas ‘’looknya’’ pria banget, tapi memakai sepatu flatties atau sepatu ballerina atau memakai wedges menyala. Jangan salahkan mulut anda, kalau anda tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak mencelanya. Tapi itu kenyataan. Jika anda masuk ke butik sepatu ternama kelas dunia, lalu anda melihat sepatu-sepatu yang bentuknya membuat anda ‘’speechless’’ , jelas itu bukan buat pacar anda... jika anda nekad tetap memberikannya, bisa jadi dia akan marah, tersinggung dan tidak akan memakainya karena bakalan di ‘’bully’’ sama teman-temannya. Anda perlu curiga jika dia menerimanya dengan senang hati dan mengenakannya kemana-mana, mungkin dia sedang dalam tahap sedang terkontaminasi virus gaya hidup yang satu ini. Semakin hari semakin banyak produk-produk fashion seperti dompet , dasi, dan berbagai aksesoris yang memang secara sengaja diciptakan untuk mereka, karena mereka adalah pangsa pasarnya yang potensial. Buat kaum ini, harga sepertinya tidak masalah, gengsi dan eksistensi jati diri baru di atas segalanya. 

Adalah biasa bagi mereka, terlihat manicure dan pedicure sambil hair spa di salon ternama secara rutin. Jangan heran juga dan jangan juga terlihat kepo , mendengar bahasa planet mereka saat mereka ngerumpi. Anda masih normal jika anda tidak mengerti bahasa atau idiom-idiom yang mereka gunakan dan jika anda minder karena mereka jauh lebih terawat dari kita, karena bukan kita yang salah, tapi merekanya yang keterlaluan, hehheee... 

Gaya hidup ini juga disikapi bukan hanya usaha ritel fashion, tapi juga gaya hidup lainnya, seperti salon dan spa, cafe, club, night club dan lounge, walau belum terang-terangan seperti di luar negeri, namun ada beberapa spot-spot tertentu yang jadi ‘’milik’’ mereka. Perempuan dilarang masuk tapi pria normal diterima dengan senang hati. Pria normal jangan coba-coba masuk ke sana, kalau tidak mau di ‘’makeover’’... Anda harus ketat mengawasi pacar anda, karena sekarang saingan anda yang paling berbahaya bukan lagi perempuan atau ayam kampung , tapi justru kaum ini. Ada yang bilang, sekali kena, mereka akan susah untuk kembali lagi kecuali tangan Tuhan yang mengembalikannya. 

Mungkin di Indonesia belum seperti di Paris atau Milan , kaum ini punya toko buku sendiri, toko pakaian dalam atau sex shop khusus untuk kaum mereka. Di luar negeri, kaum ini adalah bisnis... pangsa pasar yang ’’ pemainnya ‘’ belum terlalu banyak,tapi jelas ada market yang untuk digarap secara serius. Saya percaya, cepat atau lambat, hal ini pasti akan terjadi di Indonesia, atau malah sudah ? walau belum terang-terangan ? 

Dalam dunia bisnis, sebuah brand tidak lagi bisa menentukan apa yang akan ditawarkan, tapi market yang akan menentukan dan brand itu akan menjadi milik market itu sendiri. Makanya tidak usah heran jika di Milan atau di Paris sudah ada brand-brand yang dilegitimasi jadi simbol kaum ini. Sekarang sih kita yang straight hanya bisa menonton dari jauh, eh salah… dari dekat. Bukankah… Gay is woman best friend forever ? 

Love

Miss Jinjing

PS: 

AKU GAK TAKUT ANCAMAN DEMO...  

AKU GAK TAKUT ANCAMAN SOMASI... 

TAPI AKU TAKUT ANCAMAN MASA DEPAN ANAK-ANAK KU dan MASA DEPAN BANGSA KU

Rabu, April 02, 2014

RETAIL DI INDONESIA DAN PRESIDEN BARU

Sebentar lagi kita presiden baru. Walaupun bukan pakar politik atau pakar ekonomi, saya sudah lama memprediksi apa yang bakalan terjadi setelah kita presiden baru, tapi boleh kan saya mengamati dan memprediksi apa yang bakalan terjadi dengan negeri ini. Seperti yang ayah saya pernah ajarkan. Right is Wrong is my country, Republic of Indonesia.Ayah saya selalu mengajarkan saya optimisme skalipun Indonesia dalam masalah yang besar, misalnya krisis ekonomi 1998. Ayah saya selalu mengajarkan bahwa disetiap krisis, separah apapun, pasti ada peluang. Itu yang terjadi di Indonesia… paling tidak yang saya lihat di depan mata.

Saya rasa, pelaku industri ritel di Indonesia tidak lah berbeda dengan para konsumen. Kita tidak terlalu peduli siapa yang akan duduk di kursi itu. Buat pelaku industri dan bisnis, kepastian hukum, stabilitas mata uang rupiah, pasokan bahan bakar yang terjamin, minta kredit dengan bunga ringan dan mengurus LC mudah last but not least, peraturan pajak yang jelas. jauh lebih penting dari siapa yang bulan Oktober jadi orang nomer satu di negeri ini dan tidak tidak terlalu pusing juga warna apa yang mendominasi kursi di gedung kura-kura itu.

Buat konsumen, terutama perempuan, ibuk-ibuk seperti saya, apalagi single mom, siapapun presiden kita, bukan masalah besar. ABC, ARB , BAB, Lalat Biru, Lalat Coklat, Tintin atau Captain Haddock pun rasanya bukan masalah ( asal bukan penjahat kelamin yang pulang studi banding bawa bini bule, istri sah langsung ditelantarkan atau boneka teddy bear )… buat kita, yang paling penting itu ( tepatnya buat saya ), yang penting harga beras dan lauk pauk, bensin, gas, murah, tarif listrik, telpon, handphone , air ringan dan transparan, uang sekolah anak-anak gratis dari SD sampai kuliah di UI ( kalau bisa …- maaf ya kalau saya bangga banget sama almamater saya, the yellow jacket ).

Penting banget buat perempuan, uang belanja dari suami bisa cukup 30 hari, karena sekarang sering dua atau tiga hari langsung ‘’ finito’’, 27 hari berikutnya banyak yang jadi jago akrobat, dari cari penghasilan tambahan dari subuh sampai tengah malam sampai yang akhirnya bisa memaksa suami jadi korupsi. Ini sering terjadi karena gaji suami tidak cukup, bukan karena tidak bisa me ‘’manage’’ , tapi karena harga barang-barang yang semakin hari semakin mahal tak terkendali begitu juga dengan uang sekolah… ini belum nyebutin godaan setan di mal loh…

Tahun 2013, saat papih Esbeyeh begitu galau berkepanjanganhendak menaikkan harga bensin, Seketika itu juga masyarakat, konsumen, serentak mengencangkan ikat pinggang, menggendalikan konsumsi. Dan seketika itu juga perusahaan mulai mengetatkan biaya promosi, karena memang konsumsi nya berkurang. Ini jelas banget saat bulan puasa, biasanya hampir setiap hari, high end brand dan high street wear gencar berpromosi dengan mengadakan off air . Biasanya saya bisa mendapatkan 3-4 undangan setiap hari dalam sebulan  untuk menghadiri acara-acara tersebut, sesekali  ngehost. Begitu papih ESBEYEH menaikkan harga bensin, langsung stop semua kegiatan promosi, bahkan sampai perusahan besar multinasional dengan nama belakang Tbk. Yang biasanya setiap puasa saya sibuk banget, tahun lalu saya praktis hanya di apartment… Tapi ada juga sih hikmahnya, saya jadi punya banyak waktu untuk menulis. Libur lebaran yang biasanya membuat Jakarta lenggang, tetap saja tuh macet, karena banyak banget orang yang tidak pulang kampung. Sejak lebaran sampai hari ini, tulisan ditulis, sangat minim kegiatan promosi off air , apalagi sejak kurs dollar semakin tidak bersahabat. Masyarakat memang tidak berhenti berkonsumsi , tapi dampaknya sungguh terasa. Paling tidak terasa banget waktu liburan akhir tahun, biasanya Singapuran penuh orang Indonesia yang ‘’pindah tidur ‘’. Akibatnya memang positif sih, Bali jadi penuh banget dan macetnya semakin tidak terjelaskan.

Beruntungan saya sering berhubungan dengan pemerintah asing , sehingga saya bisa melihat negeri yang saya cintai ini dari luar. Melihat dari luar jelas berbeda dengan melihat dari dalam. Di luar, Indonesia adalah negeri yang ‘’juicy ‘’ banget buat para pelaku bisnis. 260 juta rakyat Indonesia adalah pasar yang sungguh menggoda dan tidak boleh terlewatkan. Harus digarap dengan sangat serius. Ada beberapa brand dan asosiasi sempat menghubungi saya untuk berkonsultasi bagaimana cara masuk ke Indonesia dan diterima bangsa Indonesia, karena sudah bukan rahasia umum lagi di dunia bisnis internasional, prilaku konsumen Indonesia yang heterogen sungguh unik dan perlu digarap serius. Jika dianggap kalangan menengah ke atas, Grade A- sampai A+Indonesia 10 % dari total penduduk, angka itu sudah lebih besar dari penduduk tetangga-tetangga kita. Itu baru bicara yang grade A loh, belum bicara grade B yang kelakuannya lebih hedonis dan lebih konsumtif daripada yang grade A. Mereka pangsa pasar yang pantang dilewatkan.

Terlihat sekali, tahun 2013, mereka sudah ingin langsungmenyerbu Indonesia tapi masih agak cemas karena tahun 2014 , tahun politik. Mereka lalu pasang posisi ‘’wait & see’’ sambil bersiap-siap terutama urusan legal,karena buat mereka perlindungan hukum itu penting. Karakter orang Indonesia yang dianggap ‘’manis’’ dibandingkan tetangga, membuat banyak pelaku bisnis lebih senang berbisnis dengan orang Indonesia, apalagi ada anggapan ‘’semua bisa diatur dan dibeli dengan murah di Indonesia ( termasuk ‘’kepala orang ‘’ dan harga diri )’’. Gejolak politik di Indonesia juga masih tergolong aman dan riaknya tidak mengkhawatirkan seperti yang terjadi di negara-negara lain. Demo adalah hal yang biasa di sini dan tidak anarkis. Upah buruh masih termasuk murah dan gebrakan KPK sudah terlihat berdampak mengurangi biaya siluman yang tidak jelas hitungannya. Semua itu membuat mereka semakin mantap masuk ke Indonesia sebagai tempat produksi atau sebagai pasar.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, ‘’asing yang bukan aseng ‘’ ( istilah orang bursa saham ) , memantau Indonesia 24 jam sehari secara intensif dan situasi politik kita dinilai sangat kondusif dan riset juga membuktikan bahwa kekuatan pasar Indonesia , dari kelas D sampai kelas A ++, tidak akan berpengaruh banyak terhadap siapa yang akan jadi presiden atau warna apa yang akan berkuasa di negeri ini walau sampai hari ini masih terlihat drama-drama yang lebih lucu dari sitcom manapun. Diam-diam mereka sekarang sudah mulai menaruh sebelah kaki di Indonesia, bersiap membuat gebrakan pasca pemilu, bahkan beberapa sudah mulai duluan mencuri ‘’start ‘’ lebih awal bahkan ada yang sudah terang-terangan beriklan habis-habisan, seakan sudah tidak sabar menunggu pertarungan Gajah lawan Gajah selesai.

Jadi jangan heran ya jika nanti ( atau malah sudah ), akan semakin banyak butik , resto dan café franchise , show room mobil buka. Sebentar lagi bisnis ritel kita bisa lebih heboh dari Singapura, Malaysia bahkan Australia, karena secara jumlah kita jauh lebih banyak dan secara kultur kita jauh lebih konsumtif.

Sekarang tinggal tergantung kesiapan pemerintah untuk memberi payung hukum bagi pelaku bisnis yang masuk ke Indonesia, pelaku bisnis lokal,dan juga payung hukum perlindungan konsumen. Harus disikapi juga bahwa harus ada situasi win-win buat semua pihak, artinya kita jangan mau hanya dijadikan target pasar. Paksa mereka berproduksi di Indonesia, supaya bukan hanya profitnya saja yang dibawa balik ke negara mereka, tetapi juga harus bisa mendatangkan manfaat seperti membuka lapangan kerja baru , berinvestasi membuka pabrik dan juga transfer ilmu dan teknologi. Sudah cukup rasanya kita kecolongan kasus Blackberry, di mana Indonesia sebagai pemakai Blackberry terbanyak, hanya dijadikan pasar , profitnya dibawa balik ke negara asal tapi yang menikmati investasi dan transfer teknologinya negara tetangga kita itu. Maaf ya, kalau yang ini, menurut saya , pemerintah salah besar. Mestinya pemerintah berani mengambil ‘’action’’ karena bargaining position kita kuat sekali.Presiden yang baru harus bisa dong memaksa Samsung, Nokia , Lenovo, Sony, dll membuka pabrik di Indonesia bukan saja untuk memenuhi pasar Indonesia, tapi juga pasar dunia.

Sekarang tinggal kita tunggu… apa yang terjadi pasca pemilu legislatif dan pilpres… siapapun presidennya, warnanya, pastinya dunia ritel Indonesia pasti jadi semakin meriah dan mudah-mudahan mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan buat bangsa ini.

Love

Miss Jinjing.

Tulisan ini ditulis untuk Koran Sindo 28 Maret 2014