Selasa, Oktober 16, 2007

Jadi Tukang Sayur


Kalau sekali pedagang emang biasanya jadi pedagang terus2an... its just like a cursed till the rest of your life.... more than a nightmare... itu yang terjadi sama saya dalam enam bulan ini...

Padamulanya saya hanya menanam modal mendirikan satu gudang sayur, tapi dasar lagi sial... orang yang saya percayakan sekali diam-diam punya istri muda.. dan celakanya uang saya dibawa kabur sama bini mudanya sampai ke pedalaman cirebon... akhirnya judulnya uang saya raib entah kemana.. dan celakanya, orang ini saking stressnya kecelakaan sampai tidak sadarkan diri dan setelahnya amnesia berat..... ini baru kutukan....

Pendek cerita, akhirnya saya jadi harus ambil alih gudang itu... Pada mulanya saya amat stresss. well... u know lah... seumur-umur saya tidak pernah kerja di wilaya grass root seperti ini... Gudang itu terletak di pasar induk. panas... tidak ber ac... agak222 semi outdoor gitu lah...dan ternyata saya harus mengurus pada masa itu 11 pegawai yang semuanya laki2 dan u know lah... orang pasar... jiper banget saya pertama kali...

Yang pertama kali saya periksa tentu saja pembukuan. Alangkah terkejutnya saya ketika tau bahwa banyak sekali utang gantung... dan saya harus menyelesaikan hutang22 para pedagang pasar. Karena kami adalah gudang dan yang belanja adalah pedagang2. Ngeri saya harus nagih mereka. Kalau ditagih galakkan yang utang daripada yang diutangin.

Saya juga harus berurusan dengan petani-petani di daerah curup Bengkulu. Ternyata saya juga ditinggalin utang banyak banget sama si brengsek itu. Jadi saya pergi ke curup unuk renegosiasi.

Waktu sampai di Curup aya sempat terhenyak, OMG... daerah ini bagus banget..Daerah kecil di kaki gunung kabah kecamatan Rejang Lebong ini ternyata lengkap juga. Ada danau, air terjun, air panas. Kalau sore hari banyak orang berjualan strawberry dipinggir jalan. Ada juga jual susu segar yang sudah dicampur essens buah-buahan.. yummy banget. Disepanjang jalan yang naik turun yang ada pemandangan kebun sayuran, dari kol, brokoli, wortel, seledri, kekmbang kol, arcis, buncis... Dijamin ke sana mata jadi sehat sekali.Kalau berkunjung ke sana baru terasa yang namanya keramahan yang tulus, ga fake kayak orang-orang kota. Walaupun yang dijamu hanya ubi goreng dan kopi tapi enak sakli. FYI curup juga penghasil kopi terbaik di indonesia. Namun agaknya Curup kurang populer untuk tujuan pariwisata, sehingga menemukan penginapan yang standar bintang 3 sulit... agaknya pemdanya harus bekerja sedikit ekstra keras ya...

Ok. Balik lagi ke urusan sayuran............

Gara-gara sayuran... saya harus mengubah jam biologis hidup saya yang sudah sepanjang umur saya berada di comfort zone. Saya harus bangun tengah malam untuk mengawasi truk yang datang membawa sayuran tengah malam dan mengawasi pendistribusiannya, dan saya juga harus mengawasi pembayarannya, dan menjadi agak2 kayak singa betina pada waktu penagihannya di pagi hari.Kalau ga kayak singa betina, kita lah yang dikerjain orang.

Well, pelan-pelan entah mengapa saya jatuh hati sama usaha ini. Saya kurang bisa menjelaskan alasannya, mungkin karena menyentuh masyarakat paling bawah. Atau mungkin karena saya senang juga karena sering dibilang tukang sayur paling cantik se dunia... hehehe... Tapi saya juga sedih. Sampai sekarang orang tua saya tidak tahu saya usaha ini. Mungkin takut mereka bisa mati berdiri. Putri kesayangan mereka yang disekolahin ketinggian... kok akhirnya jadi tukang sayur.... hehehehehehe I am sorry dad....