Senin, Juli 20, 2009

KREDIBILITAS PENULIS INDONESIA DI MATA BANK

Hey dear...

Ada cerita niy...

Beberapa hari yang lalu, saya ketemu seorang manager pemasaran Condominium.... biasalah, ngobrol ngalor ngidul dari a ke z... tiba tiba niy, sampailah ke topik membicarakan seseorang yang saya kenal juga, seorang pengarang yang ngetop abezzzz.... saya mah enggak ada apa apanya dibanding beliau. Bukunya selalu mengguncang iman setiap yang membacanya... Tapi yang membuat saya terbelalak tuh, bukan bukunya kali ini, tapi cerita permohonan kreditnya untuk membeli kondominium yang ditolak mentah mentah sama beberapa bank sekaligus, dengan alasan yang sama, profesi penulis... yap, PENULIS... belum dianggap layak dan mampu membeli condominium seharga Rp. 700 juta, karena dianggap berpenghasilan tak tetap.

Mendengar tragedi ini, buat saya sih tragedi karena saya juga penulis. Karena itu, berhitung cepat saya langsung keluar, mengira, mengkali dan membagi kira kira dia mampu enggak ya sebenarnya beli condominium itu.

Mari kita hitung hitungan kasar

Saya memperkirakan ke tiga buku nya ( yang ke empat saya tidak tahu hasil penjualannya-tapi sepertinya laris juga) yang mengguncang iman itu, paling tidak sudah laku 300 000 kopi selama empat tahun terakhir ini... jadi kalau satu buku harganya Rp. 40.000,- an, dengan royalti 10 persen, berarti pendapatan dari buku saja dalam empat tahun ini, 1,2 milyar( belum dipotong pajak penghasilan ). Ini minimal loh, saya perkirakan bisa lebih. Memang sih, dia menerimanya setiap enam bulan. Berarti pendapatannya setahun sekitar 300 juta. Setara dong dengan gaji pokok direktur bank skala menengah. Ini belum termasuk honor dan royalti untuk cerita filmnya, loh. Jadi sebenarnya tidak ada alasan dia tidak mampu bayar cicilan condominium Rp. 15 juta perbulan selama 3 tahun.

Ini belum termasuk honor jadi pembicara yang bisa diatas 10 juta sekali tampil ( belum dipotong management fee jika ada ), honor jadi penulis lepas di majalah majalah life style sebesar rp. 1-2,5 juta perartikel bisa lebih. Beliau termasuk rajin nulis di majalah life style.

Beberapa penulis ada yang punya pendapatan lebih dari iklan, konsultan dll... seperti saya. Besarannya sih rahasia, hehehhe... tapi lebih dari cukup membiayai kursus menulis di Inggris selama sebulan plus belanja belanja ( ya iyalah Miss Jinjing ... ). Saya belum pernah iklan tivi, tapi saya tahu seorang penulis yang honornya cukup untuk beli ( tunai loh !!! ) sebuah inova dari sebuah iklan tivinya ( tar dia marah lagi, kalau saya tulis angkanya yang lengkap, hehhee ).

Harus diakui, memang jadi penulis best seller di Indonesia itu sulit sekali. Dari 20 buku yang keluar setiap hari di pasaran, belum tentu bisa satu judul jadi best seller. Selain kualitas tulisan, harus dapat " momentum " yang pas, " luck" yang cukup, last but not least... God's will... Dulu, waktu buku MJ BSM mau terbit, saya sudah "diperingatkan" sama sahabat saya, penulis Indonesia, kalau best seller, diperlakukan sama seperti perlakuan terhadap selebritis. Dan saya lihat penulis penulis best seller Indonesia memang tidak kalah keren dan tidak kalah sensasi dari selebritis , artis sinetron, sosialita...

Mudah mudahan tulisan saya dibaca sama para bankers Indonesia. Semoga mereka bisa lebih menghargai profesi penulis Indonesia. Karena siapa lagi yang menghargai kami, kalau bukan bangsa kami sendiri. Pendapatan kami tidak kalah loh dengan pendapatan anda...

xxx

Miss Jinjing

3 komentar:

tetolisa mengatakan...

iya..ya... kenapa sih profesi penulis dianggap tidak bisa memberikan kemampuan financial yang mumpuni... Lihat dong JK rowlings dia berkali-kali lipat lebih kaya dari bapak presiden kita...

Diet Programs mengatakan...

mungkin pertimbangan bankers adalah penghasilan penulis kan tidak fixed sedangkan pembayaran kredit kan fixed. Jadi tidak sesuai.

Anonim mengatakan...

Kiranya penulis tersebut nanti membeli condomonium secara CASH !!!