Satu hal yang menarik sekali dari adanya pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang cukup mencengangkan.. menimbulkan pertanyaan besar pada diri saya.. kemana belanja kelas menengah kita ? terutama golongan masyarakat kelas menengah yang baru saja memasuki kelas menengah Indonesia.
Sebelum bisa mengetahui kemana larinya belanja kelas menengah Indonesia, kita perlu tahu, kebutuhan dan keinginan kelas menengah Indonesia. Ingat loh… kebutuhan beda banget dengan keinginan atau mungkin lebih tepat disebut ‘’nafsu’’?
Kebutuhan orang kaya lama, jelas berbeda dengan kebutuhan orang kaya baru. Yang sederhananya nih, orang kaya lama, tidak butuh pengakuan orang lain untuk disebut atau dianggap sebagai orang kaya. Orang kaya lama tidak butuh dilihat terlihat kaya oleh orang lain. Orang kaya lama tidak butuh kenyamanan berlebihan karena memang dari lahir sudah nyaman. Orang kaya lama tidak butuh terlihat hadir di setiap acara – acara yang dianggap bergengsi, karena pada hakikatnya, kehadirannya adalah gengsi dari acara itu sendiri.
Beda banget kan sama orang kaya baru – saya sering menyebutnya ‘’OKABEH’’… dua golongan ini jelas berbeda sekali kan kebutuhannya, keinginanannya dan juga tak ketinggalan seleranya. Kebutuhan boleh bertambah, keinginan boleh semakin menggebu , mengganas bak ikan piranha betina yang belum makan berhari-hari… tapi rasanya selera‘’katro’’ alias selera kampung masih sulit dilupakan. Ini yang selamanya membedakan OKABEH dan orang yang dari lahir sudah hidup senang ( kita sebut saja Richie Rich )
Hal-hal yang seperti ini yang membuat adanya perbedaan yang signifikan kebutuhan OKABEH dengan orang yang dari Richie Rich.
Okabeh, perlu banget memperjelas eksistensinya… jelas sejelas-jelasnya. Makanya mereka ada di semua social media yang lagi hits… panik kalau tidak update status dan posisi lagi mangkal di tempat elit. Richie Rich , dengan alasan keamanan, justru enggan diketahui keberadaannya. Makanya tidak heran, smartphone laku keras, lebih laku dari kacang goreng di pasar. Semakin mahal, semakin diburu, meski fungsinya tidaklah selalu dapat digunakan maksimal. Hal ini membuat Blackberry paling laris di Indonesia , begitu juga dengan Samsung. Sayangnya, meski kita pengguna Blackberry terbesar di dunia, pemerintah tidak berhasil memaksa RIM membuka pabrik di Indonesia… akhirnya yang menikmati, negara tetangga kita yang ‘’malay’’ banget itu kan….
Terlihat di tempat yang katanya ‘’elit’’ itu penting buat OKABEH. Makanya tidak usah heran ya , jika semakin hari, semakin banyak cafe atau restaurant mahal , baik lokal maupun franchise yang selangit dan tidak masuk akal. Tidak usah heran kalau tempat ini justru selalu penuh sesak pengunjung karena berada di tempat ini sangat prestisius untuk dipajang di sosial media. Demi eksistensi, harga Rp. 100.000 buat semangkok sop buntut atau Rp. 50.000 se iris cake, bukan lah masalah. Terlihat antri di tempat ini juga tidak masalah buat Okabeh, karena bangga banget mereka terlihat antri… langsung deh selfie dan upload di Instagram. Beda banget buat kaum Richie Rich… kualitas, kenyamanan dan kelezatan di atas segalanya, bukan di mana… Di restaurant ternama, mereka tidak pernah terlihat antri karena biasanya selalu ada tempat khusus tersedia untuk mereka.
Branded Bags, adalah simbol status sosial yang sensitive buat kaum hawa. Makanya tidak usah heran banyak perempuan okabeh yang berburu tas bermerek demi mengangkat status sosialnya. Gengsi banget kalau tidak menjinjing tas bermerek saat jalan bareng teman-teman di mall, arisan di kafe yang lagi hits.. atau di fashion week. Segala daya upaya dikerahkan demi dapat terlihat menjinjing tas yang katanya simbol kemakmuran tertinggi di muka bumi ini... Mulai dari , maksain diri beli kawe kesekian, cicilan berkali-kali, nyewa tas, pinjam meminjam sama teman sampai ( maaf ya ), ‘’mecun’’ hanya untuk sebuah tas... Semua itu tambah panas akibat tv-tv yang sering menayangkan ‘’ skuter ‘’ , a.k.a artis kurang terkenal... yang maksain diri ‘’desperate ‘’ banget menaikkan status sosial bukan dengan prestasi, tapi dengan memajang maha koleksinya yang dari kulit kambing sampai kulit buaya yang katanya dari himalaya..padahal rasanya banyak banget yang tahu kalau bapaknya hanyalah tukang bakmi di sampit sana.... sungguh menyedihkan... Saya tidak menyalahkan si artis yang okabeh, saya menyalahkan stasiun tv nya yang telah menempatkan hedonisme di tempat yang tidak sebagaimana mestinya. Sama salahnya seperti yang terlihat di Instagram, Okabeh sering meletakkan tas berharga ratusan jutanya di lantai dan sepatu paku-paku bersol merahnya di atas meja, hihihihi... Dunia memang sudah terbalik ya...
Holiday alias liburan, adalah hal yang baru buat para okabeh banget... buat mereka, liburan ke luar negeri adalah sesuatu yang baru mewabah. Banyak dari mereka pergi berlibur ke luar negeri tanpa mengerti bagaimana menikmati liburan dan bersikap saat liburan. Adalah pemandangan yang biasa saya lihat di sosial media, liburan di Korea atau di Paris, saat musim panas dan dengan matahari super duper terik, ehhhh photo narsis pakai coat bulu-bulu dan sepatu boot selutut... Oh no…. hareudang atuhhh.... Sering salah kostum adalah salah satu ciri-ciri Okabeh. Makanya tidak mengherankan kalau angka penjualan di butik Zara di Indonesia sungguh spektakuler… padahal tidak ada musim dingin di negeri kita. Jadi tidak usah juga terheran ( tapi sangat manusiawi jika anda tidak bisa mengontrol mulut anda untuk tidak berkomentar sadis) jika ada penyanyi yang selalu merasa dirinya cetar membahana, diwawancara di tv studio mengenakan coat super tebal lengkap dengan boots bulu-bulu.
Up grade gaya hidup adalah salah satu prioritas kaum okabeh Indonesia. Makanya tidak usah heran, jika event-event bergengsi seperti Java Jazz selalu penuh sesak pengunjung yang sesungguhnya mereka bukan penikmat Jazz… apalagi jika ditanya pengetahuan tentang musik Jazz, wah, ‘’blank’’ banget. Lebih parahnya lagi waktu Fashion Week. Sepertinya hadir di event ini , harus banget. Maksa banget deh supaya bisa duduk ‘’Front Row’’ dengan dandanan yang lebih heboh dari modelnya dan yang punya hajatan. Belum lama ini, saya lihat dengan mata kepala sendiri, di sebuah fashion show, beberapa orang sengaja memindahkan nama yang sudah diletakkan di kursi front row, kebetulan saya kenal sama nama yang dipindahkan itu… duhhh segitunya ya demi sebuah kursi di front row. Dan Akhirnya teman saya ini duduk sebaris dengan saya tanpa dia pernah tahu apa yang terjadi dengan kursinya… dan dia tetap ‘’ happy-happy ‘’ saja. Grup maling tadi,seperti biasa OKABEH yang norak, sibuk selfie gak jelas berasa selebritas sambil ketawa-ketiwi.
Jadi , jika anda pengusaha dan ingin membidik kelas menengah baru Indonesia sebagai target market anda, pastikan anda sangat mengerti kebutuhan, nafsu dan selera mereka, dijamin deh, usaha anda akan berhasil dan mendatangkan profit yang luar biasa. Begitu juga jika anda ingin membidik Richie Rich… Eksistensi adalah kunci buat para Okabeh dan Kualitas hidup terbaik adalah kunci buat para Richie Rich.
Welcome to the club…
Love
Miss Jinjing
tulisan ini ditulis untuk koran sindo, 14 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar