Kamis, Desember 13, 2007

INDONESIAN AIRLINES


Tarif penerbangan lokal di Indonesia memang sangat murah jika dibandingkan dengan negara lain, tapi sering banget bikin sport jantung, bikin dongkol dan makan hati. Naik penerbangan di Indonesia seperti menyerahkan nyawa....Tidak ada pelayanan yang baik buat penumpang, dan sering kita diperlakukan tidak seperti manusia, tetapi seperti kambing... hahaaa.... Memang sih, sekarang naik pesawat sudah seperti naik bis kota, bisa berangkat kapan saja dan tidak nyaman lagi seperti dulu.




Seminggu yang lalu saya sumpah serapah sama Lion Air. Coba deh bayangin saja... penerbangan Jambi-Jakarta dijadwalkan jam 9.50 wib, pertama diundur sampai jam 13.00 wib, trus diundur lagi sampai jam 16.00, setelah itu petugas di counter pada pasang muka bego, sebagian malah sudah kabur... akhirnya pesawat baru berangkat jam 19.00 wib... tanpa permintaan maaf baik di darat maupun di atas pesawat, tanpa kompensasi makan siang ataupun malam, dan di atas pesawat cuma dikasih segelas aqua...sinting ga...? Brengsek!!! Alasannya keterlambatan dari mereka di Jambi, di Jakarta hujan deras dan banjir, sementara ketika pesawat mendarat di Soekarno-Hatta kering kerontang.


Belum ini lama ini saya naik Adam Air, boardingnya sih tepat waktu... eh giliran semua sudah duduk manis di dalam pesawat, pesawat tidak lepas landas selama satu setengah jam dan semua penumpang jadi gelisah. Saya tanya pramugarinya, kenapa tidak berangkat? Dengan entengnya dia jawab, ada istri pejabat yang belum diketemukan, yang artinya beliau masih jalan-jalan... eh sampai di atas pesawat, ibu pejabat itu tidak ada rasa malunya, malah ketawa-ketawa.... Persis seperti naik bis kota ya!!!! penumpang penuh baru jalan...... TARRRRRIIIKKK......



Saya pernah ke Pangkal Pinang naik Merpati, eh pas...mau mendarat roda pesawat hilang entah kemana. Mula-mula penumpang tidak diberitahu, tapi saya sudah curiga, kenapa bandara sudah di depan mata, pesawat masih sibuk mutar-mutar, tidak lama kemudian pramugarinya mengumumkan pendaratan darurat, jadi pesawat mutar-mutar sampai bensin nyaris habis untuk mencegah peledakan pesawat atau kebakaran, lalu pesawat mendadak darurat yang sangat mengerikan, dan keluar percikan api dari bagian bawah pesawat. Habis itu tidak ada kata maaf sama sekali, sementara penumpang semua sudah pucat pasi. Untung tidak ada yang terkena serangan jantung.





Naik business class Garuda sama mantan pacar ke surabaya, di delay sampai dua jam... karena sudah jam makan siang dan kelas bisnis, kita sudah ke ge er an bakal dapat makan siang di pesawat, eh ternyata yang keluar hanya teh panas dan dua potong kue basah.... Business Class bo!!!!




Waktu ada perjalanan dinas ke Denpasar, pulangnya saya pakai kelas bisnis Garuda. Dan saking lelahnya, saya tertidur pulas... saya baru dibangunkan waktu pesawat mendarat di Jakarta, alhasil saya jadi tidak merasakan nikmatnya bussiness class..... jangankan makan, minum saja tidak sempat... hahahaa......




Ini cerita Batavia.....




Ketika mau pulang ke Jakarta dari Guangzhou, saya overweight 28 kg. Keterlaluan juga sih... Dan pada waktu itu tidak ada penumpang yang tidak overweight. Proses check in jadi lama sekali. Waktu antri, saya sempat dibisikin sama teman seperjalanan yang sudah bolak-balik naik Batavia ke Guang Zhou, supaya kita piuntar-pintar tawar menawar bayar overweight yang 80 yuan/kg. Saya kebingungan bagaimana cara menawarnya... kan tidak bisa bahasa china. Kata teman saya, tenang saja... nanti di loket ada dua orang ( 1 orang perempuan dan 1 orang laki-laki) yang bisa berbahasa Indonesia karena dia memang orang china - indonesia. Eh... benar juga.... setelah pasang muka manis dan mengiba-iba... bisa tuh kurang hampir 50 %.... Tapi anehnya, orang yang di depan saya kelebihan 80 kg, dan dia sendirian ( pedagang mangga dua ).... dan lolos tuh.... Yang jelas saat itu pesawat pasti kelebihan beban.... Pantas saja pesawat Indonesia sering jatuh.... Yang jelas, orang Indonesia tetap orang Indonesia kalau urusan negosiasi... hahahahaaaaaa....




Beberapa bulan kemudian saya pergi dengan tujuan yang sama dengan menggunakan Singapore Airlines... kelebihan berat 19 kg... wah... tidak ada maaf tuh... langsung ke loket bayar penuh...., begitu juga naik China Southern... sama saja, malah pakai dimarah-marahin....




Beda sekali dengan di Indonesia. Saya pernah naik Sriwijaya Air, kelebihan beban 18 kg, lalu disuruh ke counter, sampai di sana malah ditanya mau pakai kuitansi atau tidak? Tahu dong.... maksudnya apa??????


Saya salut loh sama Garuda Indonesia. Biar kata sering tidak tepat waktu, tapi ada pelayanan yang membuat Garuda berbeda dari pesawat-pesawat Indonesia lainnya, apa lagi yang low cost carrier. Waktu masih dibawah umur, saya sering naik pesawat sendirian, dititipkan pramugari... dan selalu aman sampai ditujuan.Saya pernah tanya beberapa operator pesawat, dan ternyata mereka tidak memiliki servis seperti ini dengan alasan mereka kekurangan pegawai.


Papa saya yang gila memancing itu, pernah pergi ke Ambon khusus memancing beserta rombongan termasuk saya. Di Ambon Papa mendapatkan ikan yang untuk pertama kalinya, lebih panjang dari tinggi badannya, dan lebih berat daripada berat badannya. Papa gembira sekali, lalu ikan itu tidak boleh dipotong dan dimasukkan ke dalam iglo super besar. Papa ingin memamerkan ikan itu dalam keadaan utuh sama teman-temannya sesama maniak memancing. waktu check in, petugas Garuda pada kebingungan, karena iglo tersebut terlalu panjang untuk masuk dan terlalu berat sebagai bagasi. Papa sempat panik waktu dibilang iglo tersebut tidak boleh naik ke atas pesawat, dan dia disuruh memotong ikan kesayangan dia itu..... Setelah merayu setengah mengemis dan menyogok, akhirnya iglo tersebut bisa naik ke atas pesawat... tapi jangan ditanya... ongkos angkutnya semahal tiket 1 orang.... Papa senang sekali dan dia tidak peduli bayar berapa. Sejak itu setiap bepergian, Papa selalu naik Garuda......



Saya kadang teringat tahun 80an, di mana naik pesawat di Indonesia masih gaya dan elit sekali, pelayanan di atas pesawat juga masih menyenangkan, ac masih dingin sajian makanan masih terasa enak. Tidak seperti sekarang, naik pesawat tidak bisa berharap banyak, tidak gaya lagi karena banyak tkw dalam satu pesawat, wc jadi bau karena banyak orang kampung yang baru pertama kali naik pesawat sehingga kencing di lantai, tidak tahu kloset harus di flush..... Huh.. sebal.....Belum lagi di pesawat sering bau karena banyak membawa makanan-makanan tertentu dan ac tidak full sehingga panas dan bau.....


Makanya benar kata Papa saya.... kalau tidak mau sengsara dan makan hati... pakai bussiness class dong....and say no to low cost carrier....


Iya... dia mah enak.... banyak duit... hahahaaaa.........
Nah... saya?????

Tidak ada komentar: