Kamis, Februari 28, 2008

STOCK LOT










Stock Lot D& G

Bahasa keren dari sisa produk, namun lebih dikenal sebagai sisa ekspor.

Pesanan biasanya datang ke sebuah pabrik garmen dari sebuah perusahaan pemegang lisensi merek, bisa juga dari sub nya.. artinya.. order itu di sub kan ke orang lain, dan pihak ketiga yang mencarikan pabrik untuk membuat sesuai p.o ( purchase order ).

Biasanya.. sepanjang yang saya ketahui, dalam p.o, pihak pemberi p.o. mengirimkan juga material-materialnya secara lengkap, dari bahan, kancing, resleting, benang, merek, dan ornamen2 lainnya yang sesuai dengan standard merek yang mereka miliki. Biasanya mereka mengirimkan material-material dalam jumlah yang berlebih dengan asumsi jika ada kesalahan produksi, maka tetap ada material untuk membuat yang baru. Misalnya: untuk 100 ptg dibutuhkan 2000 m bahan, maka mereka akan mengirimkan 3000 m, dibutuhkan kancing 1000pcs, maka akan dikirim 2500...

Setelah diproduksi, maka pihak pemberi PO atau trading house yang diberi kuasa akan mengirimkan orang untuk qc... Qc asing biasanya memiliki mata setajam burung elang... jahitan miring sedikit, maka baju tersebut langsung dilempar ke bak sampah, jika kancingnya miring sedikit, langsung masuk bak sampah, atau jahitan dibelakang leher yang di mata awam tidak ada yang salah, langsung dinyatakan tidak layak kirim.

Barang-barang yang tidak layak kirim atau dinyatakan cacat ini yang kemudian dijual ke luar pabrik dengan harga miring disebut ( stocklot ). Namun sering juga terjadi, jika semua barang yang dipesan sudah dikirim, maka sisa material dijahit ( persis seperti aslinya ) dan dijual keluar dengan harga miring ( wajar karena materialnya gratis... hehehe )... barang-barang ini sering disebut stock lot juga..

Namun sering trading house atau pemilik factory outlet tidak jujur. Barang tembakan alias fake dibilang stock lot atau sering juga... mereka membeli barang aslinya satu, trus dibuat copynya, namun disebut stock lot. Atau sering juga dicampur, stock lot asli dengan tembakannya... Sepanjang yang saya tahu, pabrik-pabrik besar yang membuat barang ekspor biasanya tidak menjual retail atau partai dalam jumlah tertentu... biasanya mereka borong / angkat isi satu pabrik... biasanya trading house... Misalnya sisa produksi mereka 8000 pcs, maka harus dibeli semua... memang murah banget sih... tapi dari 8000pcs... bisa saja ada 1000 pcs yang rusak total, 500 masih bisa direkayasa, sisanya layak jual... semua tergantung nasib lah.... tapi yang jelas bisnis ini sangat menguntungkan... Bagaimana tidak.. sering trading house membeli sangat murah dalam rupiah... lalu menjual kembali ke buyer-buyer asing dalam dollar... atau euro....

anda tertarik ???

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mau sekedar klarifikasi mbak, barang2 designer dari China dengan merk semacam D&G, Prada, Dior dll hampir dipastikan 100% palsu (seperti juga yang mbak jual dan juga banyak ditemui di pasar/grosir di Indonesia seperti saya tulis di komen sebelumnya). Ini bukan stocklot melainkan palsu/tembakan. Kalo barang2 stocklot dengan merek2 high street seperti GAP, Banana Republic, Abercrombie, Old Navy, Guess, Next memang mungkin asli dan sama seperti yang dijual di retail. Saya tahu betul hal ini karena saya exporter dan salah satu supplier perusahaan2 diatas buat category men's wear produk mereka (boxer/briefs). Merek2 diatas yang ditemui di FO adalah barang2 irregular (defect) yang dikenal dengan istilah "sisa export". Mungkin lain kali bisa di cross check fakta2nya sebelom menulis, kasihan orang2 yang baca nanti jadi terkecoh karena harapan terlalu tinggi.

-Ajeng-