A REVIEW
Semakin jauh kaki melangkah, semakin bangga saya menjadi orang Indonesia, Sewaktu menjadi supllier pakaian bayi, untuk pertama kalinya saya mendengar dari seorang Buyer asal Russia memuji bahwa dari pengalamannya keliling dunia mencari barang-barang fashion, menurutnya, pekerjaan tangan Indonesia adalah yang terbaik dan terhalus. Saya pikir tadinya dia sekadar diplomasi atau lipservis saja. Tapi setelah saya melengkapi semua perjalanan ke fashion capital di dunia ini (London, Paris, Milan, Newyork, Barcelona, Hongkong, Tokyo, Sidney, Singapore ), memang benar, pekerjaan tangan Indonesia adalah yang terbaik, terhalus dan terlengkap diseluruh dunia ( Contohnya; Payet memayet, beadings, embbelishment, batik, bordir,tenun, sulam,dll..
China memang dapat menghasilkan barang-barang mass production yang super murah, tapi masih kalah secara tehnik dari kerajinan tangan dengan Indonesia. Buatan Thailand memang sangat halus, namun ragamnya tidak sebanyak Indonesia. India ragamnya memang banyak, tapi menurut saya agak kasar kualitasnya. Salut saya untuk para pengrajin dan para fashion designer Indonesia yang berhasil secara konsisten membawa pekerjaan tangan Indonesia ke manca negara.
Inilah review saya terhadap tiga orang designer yang menurut saya paling konsisten.
1. Edward Hutabarat ( bang Edo )
Dari Bang Edo saya pertama kali belajar menghargai dan memahami buatan tangan Indonesia. Bang Edo membuatkan saya baju penganten yang dijahit abang di atas badan saya sendiri selama enam bulan (1998). Disitu saya belajar menghargai, bahwa sesuatu yang dikerjakan dengan dedikasi tinggi dan cinta menghasilkan maha karya. Baju tersebut terdiri dari ratusan sulaman bunga mawar yang dibuat dari pita dan payet Swarowski di atas lace warna emas (waktu itu belum ada kerajinan tangan yang namanya sulam pita seperti sekarang ) tapi pengrajin bang edo sudah membuatkannya untuk aku. Set kain songket palembang berwarna emas dengan selendangnya yang menjuntai semata kaki, di tenun oleh pengrajin binaan abang di Palembang selama enam bulan. Begitu juga dengan tusuk konde bahkan kipasnya yang dibuatkan di Bali. Semua ide-idenya orisinil dan mendahului zamannya (pioneer). Waktu belum musim baju bodo dipakai ke pesta kawin, abang sudah membuatkan saya baju bodo dengan tebaran bunga mawar disikut dipasangkan dengan kain batik cirebon hasil reprint koleksinya.
Saya terkagum-kagum ketika Abang keluar dari Comfort Zone nya, mendirikan Part One dan sukses di negeri sendiri dan di luar negeri, disaat orang masih heboh dengan payet dan beading. Part One sangat sederhana tapi signaturenya tegas... Ini buatan edo... baik untuk dress, blus atau asesorisnya yang diekslorasi dari hampir seluruh penjuru nusantara. Gairahnya memang luar biasa seakan tidak ada matinya, konsisten dalam mengeksplorasi kekayaan yang dimiliki Indonesia. Semua seakan dia berikan kepada pengrajin binaanya, aspirasi,edukasi, inspirasi dan motivasi. Secepat kilat idenya mewabah, designer-designer Indonesia lainnya mulai terlihat berlomba mengeluarkan baju batik casual, sebut saja Ronald F. Gaghana, Irsan, Deden Siswanto, Allures dll..
2.Ghea Panggabean
Designer senior ini juga tidak pernah kehabisan akal, Idenya yang orisinil selalu sangat oriental, sangat indonesia dan sangat sukses jadi trend. Semua yang dipegangnya berhasil, jumputan, kebaya encim, songket, batik pekalongan, batik cirebon, kain sumba, tenun makasar, .... semua sukses dan tidak mass production.. Kegigihan ibu tiga anak ini dalam mempromosikan pekerjaan tangan Indonesia ke manca negara sangat konsisten ( eropa, amerika, asia, timur tengah ).
3. Biyan
Menurut saya, walaupun tidak selalu bercorak Indonesia, karya Biyan paling enak dikenakan di badan dan enak dilihat karena pattern dan cuttingnya sangat baik. Hampir semua karya Biyan baik adi busana maupun second linenya penuh kerajinan tangan orang Indonesia. Tehnik Beading dan Embbelishment yang nyaris sempurna pada setiap karya Fashion, Bridal, dan asesorisnya adalah contoh maha karya kerajinan tangan orang Indonesia. Jika kita memakai karya Biyan, khalayak yang fashion concious tahu ini buatan Biyan.
Saya sering ke Singapura, alangkah terkejutnya ketika saya menyadari bahwa orang Singapura hanya tahu, Indonesia Fashion is Biyan and Biyan is Indonesian fashion... Bangga juga saya mendengarnya. Saya rasa ini hanya dapat terjadi karena adanya konsistensi dan dedikasi yang luar biasa dalam berkarya dari Biyan.
Saya berharap sekali, di masa depan akan ada banyak fashion designer muda yang mau berdedikasi secara konsisten mengembangkan dan membawa kekayaan kerajinan tangan Indonesia ke manca negara. Mungkin sudah nasib, Indonesia nyaris tidak bisa bersaing dibidang teknologi tingkat tinggi, tapi saya percaya, kerajinan tangan Indonesia adalah berkat yang luar biasa dari Tuhan untuk negara ini....
Cheers
Amy
Semakin jauh kaki melangkah, semakin bangga saya menjadi orang Indonesia, Sewaktu menjadi supllier pakaian bayi, untuk pertama kalinya saya mendengar dari seorang Buyer asal Russia memuji bahwa dari pengalamannya keliling dunia mencari barang-barang fashion, menurutnya, pekerjaan tangan Indonesia adalah yang terbaik dan terhalus. Saya pikir tadinya dia sekadar diplomasi atau lipservis saja. Tapi setelah saya melengkapi semua perjalanan ke fashion capital di dunia ini (London, Paris, Milan, Newyork, Barcelona, Hongkong, Tokyo, Sidney, Singapore ), memang benar, pekerjaan tangan Indonesia adalah yang terbaik, terhalus dan terlengkap diseluruh dunia ( Contohnya; Payet memayet, beadings, embbelishment, batik, bordir,tenun, sulam,dll..
China memang dapat menghasilkan barang-barang mass production yang super murah, tapi masih kalah secara tehnik dari kerajinan tangan dengan Indonesia. Buatan Thailand memang sangat halus, namun ragamnya tidak sebanyak Indonesia. India ragamnya memang banyak, tapi menurut saya agak kasar kualitasnya. Salut saya untuk para pengrajin dan para fashion designer Indonesia yang berhasil secara konsisten membawa pekerjaan tangan Indonesia ke manca negara.
Inilah review saya terhadap tiga orang designer yang menurut saya paling konsisten.
1. Edward Hutabarat ( bang Edo )
Dari Bang Edo saya pertama kali belajar menghargai dan memahami buatan tangan Indonesia. Bang Edo membuatkan saya baju penganten yang dijahit abang di atas badan saya sendiri selama enam bulan (1998). Disitu saya belajar menghargai, bahwa sesuatu yang dikerjakan dengan dedikasi tinggi dan cinta menghasilkan maha karya. Baju tersebut terdiri dari ratusan sulaman bunga mawar yang dibuat dari pita dan payet Swarowski di atas lace warna emas (waktu itu belum ada kerajinan tangan yang namanya sulam pita seperti sekarang ) tapi pengrajin bang edo sudah membuatkannya untuk aku. Set kain songket palembang berwarna emas dengan selendangnya yang menjuntai semata kaki, di tenun oleh pengrajin binaan abang di Palembang selama enam bulan. Begitu juga dengan tusuk konde bahkan kipasnya yang dibuatkan di Bali. Semua ide-idenya orisinil dan mendahului zamannya (pioneer). Waktu belum musim baju bodo dipakai ke pesta kawin, abang sudah membuatkan saya baju bodo dengan tebaran bunga mawar disikut dipasangkan dengan kain batik cirebon hasil reprint koleksinya.
Saya terkagum-kagum ketika Abang keluar dari Comfort Zone nya, mendirikan Part One dan sukses di negeri sendiri dan di luar negeri, disaat orang masih heboh dengan payet dan beading. Part One sangat sederhana tapi signaturenya tegas... Ini buatan edo... baik untuk dress, blus atau asesorisnya yang diekslorasi dari hampir seluruh penjuru nusantara. Gairahnya memang luar biasa seakan tidak ada matinya, konsisten dalam mengeksplorasi kekayaan yang dimiliki Indonesia. Semua seakan dia berikan kepada pengrajin binaanya, aspirasi,edukasi, inspirasi dan motivasi. Secepat kilat idenya mewabah, designer-designer Indonesia lainnya mulai terlihat berlomba mengeluarkan baju batik casual, sebut saja Ronald F. Gaghana, Irsan, Deden Siswanto, Allures dll..
2.Ghea Panggabean
Designer senior ini juga tidak pernah kehabisan akal, Idenya yang orisinil selalu sangat oriental, sangat indonesia dan sangat sukses jadi trend. Semua yang dipegangnya berhasil, jumputan, kebaya encim, songket, batik pekalongan, batik cirebon, kain sumba, tenun makasar, .... semua sukses dan tidak mass production.. Kegigihan ibu tiga anak ini dalam mempromosikan pekerjaan tangan Indonesia ke manca negara sangat konsisten ( eropa, amerika, asia, timur tengah ).
3. Biyan
Menurut saya, walaupun tidak selalu bercorak Indonesia, karya Biyan paling enak dikenakan di badan dan enak dilihat karena pattern dan cuttingnya sangat baik. Hampir semua karya Biyan baik adi busana maupun second linenya penuh kerajinan tangan orang Indonesia. Tehnik Beading dan Embbelishment yang nyaris sempurna pada setiap karya Fashion, Bridal, dan asesorisnya adalah contoh maha karya kerajinan tangan orang Indonesia. Jika kita memakai karya Biyan, khalayak yang fashion concious tahu ini buatan Biyan.
Saya sering ke Singapura, alangkah terkejutnya ketika saya menyadari bahwa orang Singapura hanya tahu, Indonesia Fashion is Biyan and Biyan is Indonesian fashion... Bangga juga saya mendengarnya. Saya rasa ini hanya dapat terjadi karena adanya konsistensi dan dedikasi yang luar biasa dalam berkarya dari Biyan.
Saya berharap sekali, di masa depan akan ada banyak fashion designer muda yang mau berdedikasi secara konsisten mengembangkan dan membawa kekayaan kerajinan tangan Indonesia ke manca negara. Mungkin sudah nasib, Indonesia nyaris tidak bisa bersaing dibidang teknologi tingkat tinggi, tapi saya percaya, kerajinan tangan Indonesia adalah berkat yang luar biasa dari Tuhan untuk negara ini....
Cheers
Amy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar